Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah, Maka cinta yang lain hanya upaya menunjukan cinta pada-Nya,
Pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki:
Selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai.
-M. Anis Matta-
Ada rahasia terdalam dihati ‘Ali yang tak dikisahkan pada siapapun. Fatimah, karib kecilnya, putri tersayang dari nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan dengan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta, ia baker perca ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semua dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad bin ‘Abdullah sang terpercaya tak layak dilakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Disana, para pemuka Qurais yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fatimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!