Hidangan Dari Langit

Bulan puasa telah tiba.
larangan raja mulai berlaku:
jauhkan tanganmu dari makanan,
hidangan rohani telah disediakan.

Roh telah bebas dari pengasingan dirinya
dan menundukkan tangan tabiat jelek;
hati yang sesat telah dikalahkan
dan prajurit iman telah sampai.
Bala tentara penidur telah menyerah dan segera ditawan,
dari bara penyulut api jiwa tiba seraya meratap;

Lembu itu begitu molek,
Musa bin Imran muncul;
melaluinya si mati hidup semula apabila badannya telah melaksanakan upacara qurban;
Puasa ialah upacara qurban kita,
yang menghidupi jiwa;
mari kita qurbankan badan kita,
karena jiwa tiba sebagai tamu;

Iman yang tegar ialah awan lembut,
kebijaksanaan ialah hujan yang tercurah darinya,
karena pada bulan iman inilah al-Qur`an diwahyukan.
Apabila nafsu badani dikawal,
roh akan mikraj ke langit;
apabila pintu penjara dirubuhkan maka jiwa akan mencapai pelukan Kekasih.

Hati telah menukar tabir gelapnya dan menggerakkan sayapnya ke angkasa;
Hati, yang menyerupai malaikat, sekali lagi tiba di tengah mereka.
Tangkaplah tali pengikat tubuhnya,
di atas perigi berteriaklah,
“Yusuf dari Kana`an telah tiba!”

Pada waktu `Isa Almasih terjatuh dari keledainya maka doanya diterima Alloh;
Cucilah tanganmu, karena hidangan langit telah tiba;
Cucilah tangan dan mulutmu,
jangan makan atau bercakap-cakap;
carilah kata dan suapan nasi yang diturunkan untuk dia Si Diam!

Semua ibadah yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas oleh seorang pemeluk agama yang taat merupakan manifestasi dari cinta.
Demikian pula halnya dengan ibadah puasa.
Sebagai ibadah, puasa pada bulan Ramadhan merupakan bentuk pengorbanan jiwa.
Cinta menuntut pengorbanan.
Pengorbanan jiwa dan hati,
yang hanya diperuntukkan kepada-Nya.

Jalaluddin Rumi

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pengunjung

 
Copyright © Blognya Mas Eko